Keindahan Tangkuban Perahu
Posted by Admin | | Posted on 16.19
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam dari Bandung akhirnya saya sampai juga di Tangkuban Perahu. Maklum lah, naik angkutan umum yang sering terjebak macet, belum lagi ditambah ngetem dan lain-lain. Kalau Anda ingin praktis dan cepat sampai ya lebih enak kalau bawa kendaraan sendiri. Saya sampai di Tangkuban Perahu sudah cukup siang. Kalau tidak salah sudah pukul 12.00 lebih. Mungkin karena bulan ramadhan jadi pengunjung yang datang juga tidak terlalu banyak. Menurut saya malah enak sih situasi yang seperti ini. Objek wisata tidak terlalu crowded.
Oh ya, ada yang tahu sebenarnya objek wisata Gunung Tangkuban Perahu ini masuk daerah mana? Kalau di plangnya sih tertulis Subang-West Java. Tapi beberapa foto yang dulu-dulu tertulis Kabupaten Bandung. Yah mungkin pada dasarnya objek ini terletak di perbatasan dua kabupaten tersebut. Tapi tidak akan menjadi masalah sebenarnya karena memang lokasinya bisa diakses baik dari Bandung ataupun Subang. Sama-sama dekat kok.
Kalau ngomongin Tangkuban Perahu tentu nggak akan lepas dari dongeng atau legenda. Mungkin Anda juga sudah sering mendengar dongeng tentang Sangkuriang. Saya sih nggak akan membahas lebih lanjut tentang dongengnya karena nggak begitu ngerti juga. Hihi.. Nah jika pergi ke Gunung Tangkuban Perahu, ada tiga objek wisata utama yang ada disana. Yang paling terkenal tentu saja adalah Kawah Ratu. Objek Kawah Ratu ini yang biasanya dituju oleh wisatawan dan yang paling terkenal. Bahkan kendaraan-kendaraan bisa parkir di bibir kawah. Kawah Ratu juga merupakan kawah yang paling luas. Katanya Kawah Ratu ini sudah mati. Namun bau belerang masih menyengat cukup kuat. Pemandangannya? Tentu bagus apalagi kalau hari sedang cerah. Sayangnya waktu saya datang kabut sudah mulai turun, jadi pemandangan ke kawah sudah agak buram.
Dari Kawah Ratu kalau mau Anda bisa berjalan ke arah Kawah Upas. Jalan ke Kawah Upas nggak terlalu menanjak kok, malah cenderung landai. Hanya saja jaraknya agak jauh, kurang lebih 1,5 km. Saat saya akan menuju ke Kawah Upas, ada seorang guide yang sedang memandu turis asal Belanda mengingatkan kepada saya untuk tidak berjalan jauh kesana karena kabut sudah turun cukup tebal. Awalnya saya ikuti saya perkataan dia, tapi setelah dia pergi saya nekat juga ke Kawah Upas. Hehe.. Nggak nekat-nekat juga sih, karena ada petugas dari Tangkuban Perahu yang sedang menuju kesana juga untuk memperbaiki pintu masuk kawah. Jadilah saya bareng dengan dua orang petugas itu kesana. Di Kawah Upas sebenarnya nggak terlalu menarik. Kawah Upas memiliki dasar kawah yang landai dan dangkal. Di sekeliling kawah banyak sekali pepohonan liar yang tumbuh. Lebih nggak menarik lagi karena saya hanya seorang diri saja di area kawah yang cukup luas itu. Dua petugas yang pergi bersama tadi rupanya hanya sampai di pintu kawah untuk memperbaiki pintu yang terbuat dari bambu. Saya nggak berlama-lama di Kawah Upas, agak merinding juga. Takut ada binatang buas atau apa gitu.. Hoho..
Selain Kawah Ratu dan Kawah Upas, ada satu lagi kawah yang bisa Anda pertimbangkan untuk dikunjungi. Namanya Kawah Domas. Kawah ini merupakan kawah yang paling aktif yang ada di Gunung Tangkuban Perahu. Katanya bisa merebus telur sampai matang di kawah tersebut. Dari Kawah Ratu Anda tinggal turun ke arah Kawah Domas melewati jalan setapak yang katanya lumayan jauh. Lebih jau dari jarak antara Kawah Ratu ke Kawah Upas. Saya memang nggak ke Kawah Domas dengan berbagai pertimbangan. Pertama, cuaca sepertinya sudah tidak memungkinkan. Kabut yang turun sudah sangat tebal sehingga cukup mengganggu penglihatan. Lebih nggak asyik lagi kalau nantinya turun hujan. Pertimbangan kedua, untuk ke Kawah Domas “agak diwajibkan” menggunakan jasa guide untuk mengantar Anda. Bukan masalah sih kalau ongkos jasa yang diberikan murah, sayangnya mahaaall.. Tarif yang dipatok 150.000-250.000 *pingsan*. Bisa saja sih ditawar, tapi melihat angka segitu saya udah nggak minat duluan. Haha.. Kalau Anda tertarik, punya uang berlebih, dan tidak mempunyai masalah fisik, bisa saja Anda pertimbangkan untuk ke Kawah Domas selain ke Kawah Ratu dan Kawah Upas.
Karena kondisi finansial yang tidak mendukung, jadinya saya nggak ke Kawah Domas. Saya cuma ngadem berlama-lama di gardu pandang Kawah Ratu sampai sore hari. Udaranya cukup sejuk disertai pemandangan Kawah Ratu yang cukup bagus. Paling nggak bisa mengobati rasa stress karena ribetnya cari angkutan umum ke Tangkuban Perahu. :D
Comments (0)
Posting Komentar